Bukan Dilan, apalagi Lupus.

Malam hari ini, terdengar suara lagu “itu akan selalu” soundtrack dari film yang sedang ngetren dikalangan anak muda jaman sekarang, Dilan. Tapi bagiku dilan sudah ngetren semenjak ada novelnya. Aku sejenak berpikir, seperti ada sesuatu terkait dilan. Tapi apa? Bukan, bukan kisah cintaku. Kisah cintaku lebih drama dibanding dilan. Ngga deh becanda, tapi apa ya? Wah! Aku baru ingat, ada tugas dari dosen menyebalkan yang kerjanya cerita terus. Tugas kali ini disuruh bikin monolog, aku hampir lupa monolog yang bagaimana. Beruntungnya, dosen memberi contoh monolog yang dia buat dengan gaya Lupus tahun 90 an, tetapi dia bilang sekarang jamannya dilan. Ternyata karena itu aku jadi teringat dilan dengan tugas. Ah menyebalkan, hari jumat yang bagi mereka adalah Jumat berkah tapi bagi aku dan teman-teman, jumat berat. Kuliah dari pagi sampai maghrib, bahkan sampai isya kalau si Dosen masih ada topik pembicaraan, hehe. Ditambah banyak tugas yang mati satu tumbuh sepuluh.
Pada tugas kali ini diberikan satu website game, setelah kubuka websitenya langsung reflek, wah! website apa nih? bikin bingung dan banyak iklannya. Aku mulai cari artikel-artikel tetapi banyak yang belum cocok sama otak, pikiran dan hati. Setelah matahari terbit sampai terbenam lagi, aku baru menemukan satu artikel yang mungkin bisa dimengerti. Judul artikelnya “Ten Survival Tips for Aspiring Game Development Students”. Kalau  disimpulkan ke dalam bahasa indonesia sih judulnya itu “10 tips bertahan untuk pelajar yang mempunyai cita-cita menjadi game developer”. Di dalam artikel tersebut, penulis memberikan 10 Tips yang pertama yaitu
  1. Ketahui apa yang ingin Anda lakukan. Menurut penulis, “Industri game sangat besar dan memiliki banyak jalur karier yang berbeda. Ini tidak terbatas hanya pada seni, pemrograman, desain, atau penulisan; setiap bidang ini memiliki banyak sub-spesialisasi. Mereka semua menarik, tetapi ketika sampai pada itu, Anda tidak dapat mengisi semua posisi. Ketika Anda bergabung dengan tim Anda akan memiliki satu pekerjaan yang harus dilakukan dan mereka ingin Anda melakukannya dengan baik, dan ketika Anda melamar suatu posisi di sebuah perusahaan, mereka akan memiliki satu pekerjaan yang mereka tinjau untuk Anda, apakah itu desain karakter, rigging, animasi, pemrograman mesin, scripting, desain level, jaminan kualitas, atau sejumlah posisi lainnya.” Betul banget sih, mau se-hebat apapun kamu dalam berbagai macam bidang, saat bekerja di sebuah Industri, kamu benar-benar harus fokus pada satu bidang.
  2. Tips yang kedua yaitu “ Jangan terlalu membebani diri sendiri”. “Sederhananya, jangan membebani diri Anda dengan pekerjaan kelas. Ini tampaknya sangat sederhana, tetapi begitu banyak siswa desain game - termasuk saya sendiri - telah membuat kesalahan ini dengan satu atau lain cara. Menghindarinya sangat tergantung pada sekolah yang Anda tuju, kelas apa yang mereka tawarkan, mana yang harus Anda ambil, dan kursus apa yang menurut Anda perlu untuk mengejar karier yang Anda inginkan.” Penulis bilang, jangan membebani diri sendiri, pada hal ini penulis merasakan sendiri membebani dirinya dengan banyaknya pelajaran yang penulis ambil walau dirasa cukup menyenangkan tetapi terlalu banyak yang ditangani, jadinya penulis tidak bisa fokus dan hasilnya hampir semuanya setengah jadi.
  3. Tips yang kedua yaitu “ Berpikir seperti seorang desainer, bukan penggemar”. “Karena Anda cukup menyukai video game hingga ingin menghabiskan hidup Anda bersama mereka, mungkin ada satu perusahaan, satu seri game, atau bahkan satu desainer game yang gayanya sangat Anda gali. Sederhananya, Anda menyembah mereka seperti dewa di antara desainer game.” Pada tips yang ke 3 ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah jika kita ingin membuat sebuah game, berpikir seperti seorang desainer bukan penggemar yang sangat fanatik dengan idolanya, dengan berpikir semua yang dilakukan idolanya adalah benar. Jika kita benar-benar berpikir seperti seorang desainer maka apa yang kita pikirkan pasti akan rasional dan tidak hanya tertuju pada ide satu orang. karena kita membuat game untuk banyak pikiran, bukan hanya apa yang kita “sukai”.
  4. Tips yang ke empat yaitu “Cobalah dan hindari membuat musuh”. “Yang ini cukup jelas. Cobalah untuk menghindari pertentangan orang. Ini sepertinya aturan yang mudah untuk dipikirkan, tetapi ada ratusan cara yang bisa Anda langgar, terutama karena gamer cenderung memiliki pendapat yang kuat tentang selera mereka. Industri game sangat kecil dan hambatan untuk masuk cukup besar tanpa orang-orang membicarakan Anda atau menyimpan dendam.” Disini yang saya bingungkan adalah, penulis tidak konsisten terhadap omongannya, pada tips pertama dia berpendapat bahwa industri game sangat besar tetapi pada tips ini, penulis berpendapat bahwa industri game sangat kecil.
  5. Tips yang ke lima yaitu “Kerjakan apa yang ingin Anda kerjakan” Mereka mengatakan bahwa Anda harus menghabiskan beberapa tahun melakukan apa yang orang lain ingin Anda lakukan sebelum Anda diberikan lisensi untuk melakukan apa yang ingin Anda lakukan.
  6. Tips yang ke enam yaitu “Ketahui Batas Anda; ingat K-I-S-S”. “Saya telah melihat begitu banyak siswa yang mencoba proyek jauh di luar jangkauan yang masuk akal. Untuk alasan apa pun, kami yang akan bekerja di game digital senang berlari melawan keinginan dan mencoba untuk mendapatkan ide-ide besar yang bisa dilihat. Ini terutama datang dari keinginan untuk berinovasi, bercerita, dan memenuhi standar produksi perusahaan game besar. Tak satu pun dari ini adalah hal yang mudah dilakukan di dunia game, bahkan bagi para profesional.” Inti dari tips ini yaitu, jangan melakukan pekerjaan yang bahkan kamu belum yakin bisa melakukannya atau tidak, ketahui batas kemampuan kamu.
  7. Tips yang ke tujuh yaitu “Lakukan apa yang paling bermanfaat untuk fokus Anda; bekerja pada proyek-proyek individual di waktu luang Anda.” “Itu bukan untuk mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk ambisi Anda, atau menarik bagi standar profesional. Jika Anda tahu apa fokus Anda, tidak sulit untuk mengerjakan sesuatu yang dekat dengannya. Untuk setiap pekerjaan yang harus dilakukan, ada desain game luar yang setara.”
  8. Tips yang ke delapan yaitu “Kerjakan hal-hal di luar kelas” “Mengenai kapan Anda harus bekerja, jawabannya sederhana: sepanjang waktu. Industri game adalah meritokrasi yang dikenal selama dua belas jam lebih hari kerjanya. Jika batas dari apa yang Anda lakukan untuk mempersiapkan bidang pilihan Anda adalah pekerjaan kelas, maka Anda sudah gagal memenuhi standar itu - bahkan jika Anda mendapatkan nilai A yang lurus.”
  9. Tips yang ke sembilan yaitu “Jangan pernah berhenti bermain game.” “Untuk alasan yang jelas, Anda harus bermain game. Mereka membantu mengurangi stres, mereka terlibat dan melatih pikiran, dan mereka membuat bahan berharga untuk analisis dan pembelajaran.” Tips ke sembilan ini sudah jelas dan harus dilakukan, karena dengan kamu bercita-cita menjadi seorang game developer, tidak mungkin kamu akan berhenti bermain game. Tidak mungkin kamu hanya mempelajari teori-teori tanpa melakukan prakteknya untuk selanjutnya di analisa dari game yang kamu mainkan tersebut.
  10. Tips yang ke sepuluh yaitu “Jangan pernah menyerah”. “Kondisi kerja sebagai siswa desain game seratus kali lebih stres daripada kondisi kerja di industri itu sendiri.” sudah pasti tips ini bukan hanya untuk seorang yang bercita-cita menjadi game developer. Kalau saat dulu Thomas Alva Edison menyerah, mungkin kita sekarang tidak akan merasakan terangnya malam didalam rumah, mungkin.
Ternyata sudah tips yang ke sepuluh, Artikel yang bisa aku simpulkan hanya satu dari sekian banyak artikel yang ada di website tersebut. Kesimpulan pada artikel ini pun masih belum bisa dibilang tepat karena masing-masing dari kita mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Teruntuk dosenku, maaf jika tugas ini tidak sesuai ekspektasi bapak dosen, seperti halnya lupus dan juga dilan. Sepertinya itu bukan gayaku. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 02.35 Waktu Indonesia Barat, mata ini sudah meminta hak-nya. Terimakasih untuk Dosenku yang sudah memberikan tugas seperti ini, membuatku mengingat-ingat lagi tentang pelajaran bahasa Indonesia walau terkadang membuat penat mleihat banyaknya kalimat. Sampai jumpa di kelas.

Komentar